Kadang kala pemikiran tentang ilmu
diartikan lain oleh para pencari ilmu menjadi salah kaprah. Mereka hanyalah
memandang dan berpikir untuk dunia semata. Slogan mereka, “Saya ingin
mencari ilmu, biar bahagia di waktu tua, dapat mencukupi kebutuhannya
sehari-hari, dan yang paling utama saya ingin mendapatkan istri cantik”.
Lho, kok nyambungnya istri yang cantik? Gak nyambung sih, tapi siapa sih yang
mau menolak dapet suami/istri jutawan, milyuner, triliyuner? Sekalipun muka gak
seganteng Leonardo di Caprio,
atau reynaldi “Tukul Arwana” coba.
He.. Ada lagi selengekan yang mengatakan, “Saya ingin mencari ilmu agar
kaya, biar muda bisa foya-foya, tua isteri tiga dan mati masuk surga. Ha..
Surga dari hongkong? Mimpi kali.. Terus apa sih yang akan kita bahas disini?
Apa sih hakekat mencari ilmu? OK. Mari kita lihat keutamaan ilmu pengetahuan
yang dilihat dari sudut pandang islam dibawah ini. Selamat membaca.
Nah,
tahukah Anda bahwa di dalam Islam, menuntut ilmu itu wajib hukumnya,
sebagaimana Nabi bersabda. “Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.”
(HR.Bukhari).
Ditambah
lagi dalam firman Allah “Ilmu membuat seseorang jadi mulia, baik di hadapan
manusia juga di hadapan-Nya”.
Selain
itu Allah juga menegaskan bahwa akan mengangkat derajat orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan. Seperti di bawah ini
”
….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11)
Katakanlah:
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9).
Adakah
sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? (Az-Zumar:9)
“Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah:11).
Menuntut
ilmu itu pahalanya begitu besar:
“Barangsiapa
berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalan
menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penunutu
ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat. (Dari hadits yang panjang riwayat
Muslim)
“Barangsiapa
keluar dalam rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada dalam
sabilillah hingga kembali.” (HR. Tirmidzi, hasan)
“Barangsiap
menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju
surga.” (HR.Muslim)
“Barangsiapa
yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka Allah akan pahamkan dia dalam
(masalah) dien (agama).” (HR.Bukhari)
Dalam
hadits lainnya dijelaskan bahwa ilmu yang wajib dituntut adalah ilmu yang
bermanfaat. Yang bukan hanya benar, tapi juga dapat mendekatkan diri kita
kepada Allah SWT dan dapat memberi kebahagiaan bagi kita, keluarga, dan
masyarakat baik di dunia mau pun di akhirat.
Rasulullah saw bersabda: “Apabila anak cucu adam
itu wafat, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah,
ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendoakan orangtuanya.” (HR.Muslim,
dari Abu Hurairah ra)
Allah
berfirman, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi
tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya
tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat (ilmu dan hikmah) Allah.
Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (QS Lukman [31] : 27)
Bagaimana
dengan orang yang selalu mengamalkan ilmunya?
“Sesungguhnya
Allah SWT dan para malaikat-Nya, serta penghuni langit dan bumi, hingga semut
yang ada pada lubangnya, dan ikan hiu yang ada di lautan akan membacakan
shalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (Merupakan
bagian dari hadits Abu Umamah di atas.).
Rasulullah
saw bersabda, “Barangsiapa mengajar orang lain kepada suatu petunjuk, maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melaksanakan petunjuk itu,
tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali.”
Nabi
bersabda, ”Barangsiapa mengamalkan apa-apa yang ia ketahui, maka Allah akan
mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya, dan Allah akan menolong dia
dalam amalan nya sehingga ia mendapatkan surga. Dan barangsiapa yang tidak
mengamalkan ilmunya maka ia tersesat oleh ilmunya itu. Dan Allah tidak menolong
dia dalam amalannya sehingga ia akan mendapatkan neraka“.
Banyak
to keutamaan mencari ilmu dengan manfaat mengamalkan ilmu. Terus bagaimana
selengekan pada awal notes ini? Bagaimana seharusnya niat yang ada didalam hati
dalam mencari ilmu?
Dalam
Kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al Ghazali menulis
sebagai berikut : “Wahai, hamba Allah yang rajin menuntut ilmu.Jika kalian
menuntut ilmu, hendaknya dengan niat yang ikhlas karena Allah semata-mata. Di
samping itu, juga dengan niat karena melaksanakan kewajiban karena menuntut
ilmu wajib hukumnya, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap orang Islam laki-laki maupun perempuan” [HR Ibnu Abdul barr]
Janganlah
sekali-kali engkau menuntut ilmu dengan maksud untuk bermegah-megahan, sombong,
berbantah-bantahan, menandingi dan mengalahkan orang lain (lawan bicara), atau
supaya orang mengagumimu. Jangan pula engkau menuntut ilmu untuk dijadikan
sarana mengumpulkan harta benda kekayaan duniawi. Yang demikian itu berarti
merusak agama dan mudah membinasakan dirimu sendiri.
Nabi
SAW mencegah hal seperti itu dengan sabdanya. “Barangsiapa menuntut ilmu yang
biasanya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak
mempelajarinya, kecuali hanya untuk Mendapatkan harta benda keduniaan, maka ia
tidak akan memperoleh bau harumnya surga pada hari kiamat. ” [HR Abu Dawud]
Rasulullah
SAW bersabda, “Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap
para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk
perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis
(pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu.
Barangsiapa seperti itu, maka baginya neraka…neraka.” [HR Tirmidzi & Ibnu
Majah]
Terkait
dengan harta bagaimana?
Jawaban-jawaban
dari Imam Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang
mana yang lebih utama antara Ilmu dengan harta :
”
Ilmu lebih utama daripada harta, Ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta
adalah pusaka Karun, Sadad, Fir’aun, dan lain-lain.”
”
Ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu itu menjagamu sedangkan harta
malah engkau yang harus menjaganya.”
”
Harta itu bila engkau tasarrufkan (berikan) menjadi berkurang, sebaliknya ilmu
jika engkau tasarrufkan malahan bertambah.”
”
Pemilik harta disebut dengan nama bakhil (kikir) dan buruk, tetapi pemilik ilmu
disebut dengan nama keagungan dan kemuliaan.
”
Pemilik harta itu musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temannya banyak.”
”
Ilmu lebih utama daripada harta, karena diakhirat nanti pemilik harta akan
dihisab, sedangkan orang berilmu akan memperoleh safa’at.”
”
Harta akan hancur berantakan karena lama ditimbun zaman, tetapi ilmu tidak akan
rusak dan musnah walau ditimbun zaman.”
”
Harta membuat hati seseorang menjadi keras, sedang ilmu malah membuat hati
menjadi bercahaya.”
” Ilmu lebih utama daripada harta, karena pemilik harta bisa mengaku menjadi Tuhan akibat harta yang dimilikinya, sedang orang yang berilmu justru mengaku sebagai hamba karena ilmunya.”
” Ilmu lebih utama daripada harta, karena pemilik harta bisa mengaku menjadi Tuhan akibat harta yang dimilikinya, sedang orang yang berilmu justru mengaku sebagai hamba karena ilmunya.”
Lalu,
apakah semua ilmu akan mendapatkan balasan luar biasa seperti diatas? Tidak.
Hanyalah ilmu yang bermanfaatlah yang mendapatkan ini semua. Apa sih ilmu yang
bermanfaat?
“Ya,
Rabbi. apakah ilmu yang bermanfaat itu ? ” tanya Nabi Daud.
“Ialah
ilmu yang bertujuan untuk mengetahui keluhuran, keagungan, kebesaran, dan
kesempurnaan kekuasaan-Ku atas segala sesuatu.Inilah yang mendekatkan engkau
kepada-Ku.”
Dalam
sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ar Rabi-i’, Rasulullah SAW bersabda,
“Tuntutlah ilmu. Sesungguhnya, menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada
Allah Azza wa Jalla, sedangkan Mengajarkannya kepada orang yang tidak
mengetahuinya adalah shadaqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan adalah keindahan
bagi ahlinya didunia dan akhirat.”
Oleh
karena itu, Rasulullah SAW pernah memohon dalam doanya, “Allaahumma inni
a’uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’u”.‘Ya, Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu
yang tidak bermanfaat.’
Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah SWT Memberi wahyu kepada Nabi Dawud a.s.
Firman-Nya, “Wahai, Dawud. Pelajarilah olehmu ilmu yang bermanfaat.”
Itulah
sedikit hal yang perlu diperhatikan dalam menjadi pencari ilmu. Baik sebagai
penyemangat dan menjadi ilmu buat kedepan. Ilmu yang bermanfaat itu adalah
ilmu yang menyebabkan kita semakin dapat mengenal Allah, yang dapat kita
amalkan, yang membuat kita rendah hati serta terhindar dari sifat
takabur. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang haus akan ilmu yang
bermanfaat yang akan berguna bagi kita di dunia dan di akhirat. Amin..
Referensi:
1. http://ridwansuhud.blog.com/
1. http://ridwansuhud.blog.com/
Barangkali
ada yang kurang tepat, dimohon untuk di koreksi. 

“Siapa
yang menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, dia mendapat kehormatan sebagai
mujahid, pejuang Allah. Bahkan kalau mati dalam proses mencari ilmu, dia akan
diganjar dengan gelar syahid, dan berhak mendapat derajat premium di akhirat
nanti. Tidak main-main, Rasulullah sendiri yang mengatakan agar kita menuntut
ilmu dari orok sampai menjelang jatah umur kita expired. Uthlub ilma minal
mahdi ila lahdi. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.”
― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar