Selasa, 15 Oktober 2013

AKHLAK vs NAFSU

Sungguh panjang ketika kita berbicara masalah akhlak. Sepakat atau tidak, kita harus mengakui bahwa krisis akhlak lebih berbahaya daripada krisis ekonomi global yang melanda berbagai Negara miskin. Kenapa? Sebab krisis ekonomi global sekadar persoalan duni, sedangkan krisis akhlak mencakup persoalan dunia seklaigus akhirat, yang menjadi tolok ukur mulia atau tidaknya seorang hamba di hadapan Rabb-Nya.


Krisis akhlak yang melanda generasi muda dewasa ini, karena semakin jauhnya mereka dari nilai-nilai agama. Mereka mendewakan nafsu syahwat dan symbol-simbol setani. Andai syahwat itu kelihatan layaknya seonggok batang pohon, tentu syahwat tersebut akan disembah-sembah, waduuh waduuhh. Kini dunia remaja semakin meresahkan, hal itu karena sirnanya akhlak islami dalam kehidupan mereka. Fenomena tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, free sex, hubungan tak sah antar lawan jenis alias PACARAN dan masih banyak lagi tindakan amoral lainnya sebagai bukti bobroknya akhlak dalam kehidupan mereka. Inilah generasi akhir zaman, sebagaimana informasi Allah.

Allah SWT berfirman, “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam [19]: 59)

Allah akan menyesatkan orang-orang yang menuruti hawa nafsunya. Dia akan mencampakkanya ke neraka jahanam. Kadang, kesesatan itu kita identik dengan pemikiran. Padahal, lebih sekedar pemikiran. Kesesatan bisa berupa pemikiran, pakaian, pergaulan dan sebagainya yang secara luas bisa dikatakan sebagai kesesatan kultur dan budaya. Setiap tindakan yang melenceng dari jalur syariat Islam dinilai sebagai kesesatan.

Begitu variatif corak kemerosotan moral yang dialami bangsa ini. Dari permasalahan criminal, penganiayaan, pembunuhan yang tak dibenarkan Agama hingga sampai pada urusan perdata seperti perselingkuhan, banyak deh pokoknya.

Waktu di bangku sekolah juga, remaja kehilangan kenali pikirannya. Contoh kecil tapi berdampak besar, saat detik-detik terakhir masa pendidikan alias ketika UN, ada yang aneh disana. Apa yang aneh? Yaitu saling menyontek sesame peserta ujian (nyontek kok rame2). Lucunya lagi, kadang guru yang memberikan andil didalamnya. Upaya bertahun-tahun menanamkan akhlak dan kejujuran ternyata sirna dalam sekejap.

Yah, meskipun tidak semua lembaga pendidikan mesti begitu kasusnya, namun hal ini nyaris sama.
Sobat muda! Kenapa yang demikian itu bisa terjadi? Karena AKHLAK telah mulai dilupakan dan dianggap tidak lagi berarti dalam kehidupan. Kalau kita perhatikan, belakangan ini generasi muda mendapat hadiah yang menghawatirkan yaitu budaya barat yang dinamai modernisasi. Budaya jahiliyah modern yang menyelinap masuk kedunia remaja Islam secara samar, dan tanpa disadari akan melekat dalam insting yang melahirkan tindakan tak baik dipandang baik (bahaya ni).

Sobat,
Ø Kalau dalam KELUARGA tidak ada keharmonisan, maka jadilah engkau pelopor keharmonisan dalam keluargamu
Ø Dilingkungan masyarakat yang tak kondusif, jadilah yang pertama mendamaikan masyarakat
Ø Kala penghuni sekolah tidak agamis, maka jadilah pemuda yang religious.
Oleh karena itu, Jadilah pemuda yang merintis kebajikan yang didambakan setiap insan muslim.

RENUNGKANLAH!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar