Sungguh
panjang ketika kita berbicara masalah akhlak. Sepakat atau tidak, kita harus
mengakui bahwa krisis akhlak lebih berbahaya daripada krisis ekonomi global
yang melanda berbagai Negara miskin. Kenapa? Sebab krisis ekonomi global
sekadar persoalan duni, sedangkan krisis akhlak mencakup persoalan dunia
seklaigus akhirat, yang menjadi tolok ukur mulia atau tidaknya seorang hamba di
hadapan Rabb-Nya.
Krisis
akhlak yang melanda generasi muda dewasa ini, karena semakin jauhnya mereka
dari nilai-nilai agama. Mereka mendewakan nafsu syahwat dan symbol-simbol
setani. Andai syahwat itu kelihatan layaknya seonggok batang pohon, tentu
syahwat tersebut akan disembah-sembah, waduuh waduuhh. Kini dunia remaja
semakin meresahkan, hal itu karena sirnanya akhlak islami dalam kehidupan
mereka. Fenomena tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, free sex, hubungan tak
sah antar lawan jenis alias PACARAN dan masih banyak lagi tindakan amoral
lainnya sebagai bukti bobroknya akhlak dalam kehidupan mereka. Inilah generasi
akhir zaman, sebagaimana informasi Allah.
Allah
SWT berfirman, “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan
menemui kesesatan.” (Maryam [19]: 59)
Allah
akan menyesatkan orang-orang yang menuruti hawa nafsunya. Dia akan
mencampakkanya ke neraka jahanam. Kadang, kesesatan itu kita identik dengan
pemikiran. Padahal, lebih sekedar pemikiran. Kesesatan bisa berupa pemikiran,
pakaian, pergaulan dan sebagainya yang secara luas bisa dikatakan sebagai kesesatan
kultur dan budaya. Setiap tindakan yang melenceng dari jalur syariat Islam
dinilai sebagai kesesatan.
Begitu
variatif corak kemerosotan moral yang dialami bangsa ini. Dari permasalahan criminal,
penganiayaan, pembunuhan yang tak dibenarkan Agama hingga sampai pada urusan
perdata seperti perselingkuhan, banyak deh pokoknya.
Waktu
di bangku sekolah juga, remaja kehilangan kenali pikirannya. Contoh kecil tapi
berdampak besar, saat detik-detik terakhir masa pendidikan alias ketika UN, ada
yang aneh disana. Apa yang aneh? Yaitu saling menyontek sesame peserta ujian
(nyontek kok rame2). Lucunya lagi, kadang guru yang memberikan andil
didalamnya. Upaya bertahun-tahun menanamkan akhlak dan kejujuran ternyata sirna
dalam sekejap.
Yah,
meskipun tidak semua lembaga pendidikan mesti begitu kasusnya, namun hal ini
nyaris sama.
Sobat
muda! Kenapa yang demikian itu bisa terjadi? Karena AKHLAK telah mulai
dilupakan dan dianggap tidak lagi berarti dalam kehidupan. Kalau kita
perhatikan, belakangan ini generasi muda mendapat hadiah yang menghawatirkan
yaitu budaya barat yang dinamai modernisasi. Budaya jahiliyah modern yang
menyelinap masuk kedunia remaja Islam secara samar, dan tanpa disadari akan
melekat dalam insting yang melahirkan tindakan tak baik dipandang baik (bahaya
ni).
Sobat,
Ø Kalau dalam KELUARGA tidak ada keharmonisan, maka
jadilah engkau pelopor keharmonisan dalam keluargamu
Ø Dilingkungan masyarakat yang tak kondusif, jadilah
yang pertama mendamaikan masyarakat
Ø Kala penghuni sekolah tidak agamis, maka jadilah
pemuda yang religious.
Oleh
karena itu, Jadilah pemuda yang merintis kebajikan yang didambakan setiap insan
muslim.
RENUNGKANLAH!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar