Kamis, 10 Oktober 2013

EFEK DASYAT PUJIAN


Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin yang obral pujian. Tak ada sahabat yang di dekatnya kecuali ia sematkan pujian. Efeknya sungguh luar biasa. Sahabat-sahabatnya tampil sebagai generasi terbaik dalam sejarah Islam. Anda tahu Umar bin Khattab? Dialah salah satu sahabat yang sering berbeda pendapat dan memiliki ide di luar mainstream. Bukan cercaan yang Nabi sematkan padanya, tapi ungkapan indah yang tak akan Umar lupakan, “Jika ada Nabi sesudahku, dia adalah Umar…!” Ketika banyak orang tak percaya, Abu Bakar percaya. Ketika Isra' Mi'raj membuat banyak orang makin tidak percaya. Abu Bakar tetap percaya. Maka tanpa ragu, Muhammad memujinya, “Jika iman Abu Bakar ditimbang dengan seluruh umat, iman Abu Bakar akan lebih berat.” Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang sangat pintar menjawab pertanyaan yang diajukan orang padanya. Tak salah jika Nabi memujinya: “Akulah sang gudang ilmu, Ali adalah pintunya. Usman bin Affan, sahabat yang amat pemalu pun tak luput dari pujiannya. “Malaikat malu mencatat dosanya…” Kemudian Khalid bin Walid, panglima perang yang tak terkalahkan di medan laga disematkan pujian 'Pedang Allah' dan seterusnya. Anda bisa baca lengkap dalam cerita-cerita Sahabat Nabi.
Sumber : Buku Keajaiban Belajar, Halaman 80

Ya.. pujian sangatlah dapat meningkatkan potensi manusia. Itulah mengapa Rasululullah Muhammad SAW mencontohkan memberi pujian dalam tiap pencapaian yang dilakukan para sahabat. Selain dapat memberi semangat, ternyata sugesti positif dari setiap pujian yang diberikan akan dapat menyadarkan kekurangan dan memperbaikinya.
Bagaimana sebuah pujian dapat menyadarkan sebuah kekurangan? Dengan mendapatkan suntikan kalimat positif, maka otak akan merekam pesan tersebut dalam sebuah memori jangka panjang yang biasa kita sebut LONG TERM MEMORY. Semua pesan audio, visual, yang pernah terdengar, terlihat, terasa dan teraba oleh indra akan selalu dapat di simpan dalam memori ini. Hanya saja sistematika otak yang membuang info-info yang tidak dibutuhkan yang akan membuang data-data yang telah tersimpan. Dengan pujian, otak merekam sugesti itu dan manusia pada dasarnya adalah makhluk yang fithrah dimana fithrah atau kesucian ini selalu menerima yang baik-baik dari lingkungannya dan membedakan yang tidak baik untuk tidak di ikuti. Sugesti tersebut akan mendorong stimulus otak untuk dapat menyesuaikan diri dengan input sugesti tersebut.
Contohnya adalah pada usia balita, anak yang sering mendapat pujian dan kata positif dalam setiap perilakunya akan lebih terdorong untuk berbuat yang lebih baik. Karena itu merupakan dampak pola pikir mereka yang masih polos. Begitupun pada usia dewasa, pola pikir tersebut akan selalu ada karena secara tidak sadar telah terbentuk pola pikir yang "berbuat lebih saat dipuji", maka akan sangat baik dampaknya jika pujian itu terus dilakukan tidak hanya saat masih dalam usia balita tetapi juga saat seseorang melakukan tindakan positif dalam usia apapun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar